Definsi Sampah Organik
Menurut Kementrian Dinas Lingkungan dan
Kehutanan RI, Sampah Organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup
yang mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat diurai.
Sampah Organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan bisa
diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi
sampah bila tidak dikelola denga benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang
kurang sedap hasil dari pembusukan sampah organik. Sampah Organik ini sampah yang sudah tidak
dipakai lagi an sulit terurai. Sampah Organik yang tertimbun di tanah dapat
menyebabkan pencemaran tanah karena sampah organik tergolong zat yang sulit
terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini
menyebabkan rusaknya lapisan tanah. Menurut data dari DLHK DIY mencatat ada
hampir 900 ton sampah yang masuk ke TPST Piyungan setiap harinya. Bahkan pada lebaran kemarin, 1.000 ton sampah masuk ke
TPST Piyungan. Saat ini, TPST Piyungan menampung
sampah dari 3 kabupaten yaitu kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul.
Adapun contoh – contoh sampah organik
yaitu:
1) Sisa makanan
Sisa
makanan merupakan salah satu contoh sampah organik, contohnya sisa makanan seperti
nasi, tulang ikan, kulit buah dan sayur, roti kadaluarsa, dan lain sebagainya.
Sampah ini akan membusuk dan diurai oleh mikroorganisme. Nasi yang berada di
tempat sampah akan ditumbuhi belatung yang berperan sebagai mikroorganisme
pengurai nasi. Inilah peran pengurai lama – kelamaan nasi habis dimakan oleh
belatung.
2) Dedaunan
Dedaunan
yang jatuh ke tanah dapat menjadi pupuk kompos alami. Daun yang membusuk
apabila sudah terurai aan mengandung unsur hara dan mineral yang bermanfaat
bagi kesuburan tanah dan tumbuhan
3) Sisa sayuran, kulit buah, dan biji –
bijian
Sisa
sayuran yang dimaksud adalah batang kangkung yang tidak digunakan, batang
brokoli, dan bonggol wortel. Kulit buah yang sering dibuang misalnya kulit
pepaya, kuliit mangga, dan lain sebagainya. Biji – bijian seperti biji kacang
hijau yang telah membusuk, biji semangka, biji nangka, dan lain sebagainya.
4) Kotoran hewan
Bangkai
hewan yang telah terurai juga dapat membantu menyuburkan tanah dan tanaman
B. Jenis – jenis Sampah Organik
Berdasarkan jenisnya sampah organik
dapat digolongkan menjadi 2 antara lain:
1. Sampah Organik Basah
Sampah
Organik basah adalah sampah organik yang banyak mengandung air. Sampah organik
basah contohnya sisa sayur, kulit poisang, buah yang busuk, kulit bawang dan
sejenisnya. Maka dari itu sampah organik basah ini dapat menimbulkan bau tidak
sedak karena kandungan air yang tinggi menyebabkan sampah jenis ini cepat
membusuk.
2. Sampah Organik Kering
Sampah
Organik Kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contoh sampah
organik misalnya kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan
sampah organik sulit diolah menjadi lebih sering dibakar untuk memusnahkannya.
C. Manfaat Sampah Organik
Berikut manfaat sampah organik yaitu:
1. Sampah Organik untuk Kompos/Pupuk Organik
2. Tambahan Pakan Ternak
3. Sampah organik dapat diubah menjadi
biogas dan listrik
D. Dampak Sampah Organik
1. Memproduksi Gas Metana
Hal
pertama yang membuat tumpukan sampah organik bisa mengancam adalah gas metana.
Sampah organik yang menumpuk bisa menimbulkan ledakan, karena tidak mendapatkan
cukup paparan ogsige. Akibatnya, metagonen terus terakumulasi dalam jumlah
besar dan terperangkap di dalam tanah. Saat di ambang batas, sampah meledak
dengan kekuatan layaknya bom besar
2. Aneka Penyakit Berbahaya
Ancaman
sampah organik tidak berhenti pada gas metana. Karena faktanya, tumpukan sampah
organik adalah habitat yang paling disukai oleh hewan-hewan seperti tikus,
lalat, kecoa dan nyamuk. Deretan hewan yang bisa membawa berbagai penyakit
menular melalui aneka bakteri dan virus. Selain itu juga masih banyak penyakit
yang berpotensi untuk menular melalui sampah organik. Misal seperti penyakit
tetanus yang bisa menjangkit, ketika ada sampah logam yang melukai kulit dan
terkontaminasi oleh aneka bakteri. Penyakit lainnya juga resikonya lebih tinggi
dengan adanya tumpukan sampah organik, seperti infeksi kulit, keracunan
makanan, hepatitis A, infeksi salmonella dan seterusnya
3. Memicu Global Warming
Sampah
organik memang aman jika terbuka dan menyatu kembali ke alam. Masalahnya, lebih
banyak sampah organik yang hanya menumpuk saja di tempat pembuangan akhir tanpa
sirkulasi oksigen dan tidak terurai. Pada akhirnya molekul itu lepas ke udara
menjadi gas metana yang 21 kali lebih berbahaya bagi lapisan ozon dibanding karbon
dioksida karena menyerap panas lebih banyak. Dimana berikutnya berefek pada
perubahan iklim yang lebih serius bagi kehidupan manusia di bumi.
E. Solusi dari sampah organk
1. Habiskan dan makan secukupnya makanan
Pemborosan
makanan adalah masalah besar di banyak negara. Mengurangi pemborosan makanan
dapat mengurangi jumlah limbah organik yang dihasilkan.
2. Memisahkan sampah organik dan anorganik
3. Membuatnya menjadi kompos
Proses
pengomposan adalah cara yang efektif untuk menguraikan limbah organik menjadi
kompos yang berguna untuk tanaman. Kompos ini dapat digunakan sebagai pupuk
organik yang ramah lingkungan.
4. Banyak limbah organik, seperti kertas
dan karton, dapat didaur ulang. Daur ulang membantu mengurangi limbah yang
masuk ke tempat pembuangan akhir.
5. Metana yang dihasilkan dari pembusukan
limbah organik dapat ditangkap dan digunakan sebagai sumber energi terbarukan